LAPORAN PRAKTIKUM SALEP 24
nama:bella notia sardi
kelas: xiifarmasi
tugas kkpi
1. PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk
pemakaian topikal pada kulit atau selaput lender, Bahan obatnya larut atau
terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok (FI ed III). Salep tidak boleh
berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang
mengandung obat keras atau narkotik adalah 10 %. Sedian setengan padat
ini tidak menggunakan tenaga.
Menurut efek terapinya salep dibagi atas ;
·
Salep
epidermic (salep penutup)
Digunakan pada permukaan kulit yang
berfungsi hanya melindungi kulit dan menghasilkan efek local,karena bahan obat
tidak di absorbs.
·
Salep
endodermik
Salep dimana bahan obatnya menembus
kedalam tetapi tidak melalui kulit dan terabsorbsi sebagian.
·
Salep
disdermik
Salep dimana bahan obatnya menembus
kedalam melalui kulit dan mencapai efek yang diinginkan karena terabsorbsi
seluruhnya.
Menurut
dasar salepnya,salep dibagi atas;
a.
Salep
hydrophobic yaitu salep salep dengan bahan berlemak,misalnya campuran dari
lemak lemak,minyak lemak, malam yang tak tercuci dengan air.
b.
Salep
hydrophilic yaitu salep yang kuat menarik air,biasanya dasar salep tipe o/w
atau seperti dasar hydrophobic tetapi konsistensinya lebih lembek,kemungkinan
juga tipe o//w antara lain campuran sterol dan petrolatum.
Menurut FI
IV dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok yaitu;
a.Dasar salep hidrokarbon
- · Vaselin putih
- · Vaselin kuning
- · Campuran vaselin dengan malam putih malm kuning
- · Paraffin encer
- · Jelene
- · Minyak tumbuh tumbuhan
b.Dasar
salep serap
- · Adaps lanae,lanoline
- · Unguentum simplex
Campuran 30 bagian kuning dan 70
bagian minyak wijen
- · Hydrophilic petrolatum
c.Dasar salep yang dapat dicuci dengan air
- · Dasar salep emulsi tipe m/a
- · Emulsifying oittment b.p
- · Hydrophilic ointment
d.Dasar salep larut dalam air
- · Polyethylenegylcolmointment USP
- · Tragacanth
- · P.G,A
1.Stabil,selama
dipakai harus bebas dari inkompatibilitas,tidak dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban kamar.
2.Lunak,semua zat
yang ada dalam salep harus daam keadaan halus,dan seluruh produk harus lunak
dan homogeny.
3.Mudah dipakai
4.Dasar salep yang
cocok
5.Dapat
terdistribusikan merata
Akan tetapi
salep harus memiliki kualitas yang baik yaitu stabil, tidak terpengaruh oleh
suhu dan kelembaban kamar, dan semua zat yang dalam salep harus halus.( oleh
karena itu pada saat pembuatan salep terkadang mangalami banyak masalah saleb
yang harus digerus dengan homogen, agar semua zat aktifnya dapat masuk ke
pori-pori kulit dan diserab oleh kulit.
Pembuatan sediaan setengah padat atau salep sangat penting diketahui
untuk dapat diterapkan pada pelayanan kefarmasian khususnya di apotik,
puskesmas maupun rumah sakit.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan
praktikum ini adalah untuk member pemahaman dan lebih mendalam, dlam pembuatan
salep, khususnya proses pembuatan dan sedian dan dasar salep yang digunakan.
Selain itu juga agar praktikan lebih mengenal bahan-bahan yang digunakan untuk
membuat sedian salep
C.DASAR TEORI
A. Landasan Teori
Menurut FI IV salep adalah sediaan setngah
padat
Pada penyakit kulit, obat yang digunakan berupa
salep, krim atau lotion (kocokan). Kulit yang utuh dan sehat sukar sekali ditembus obat, tetapi resorpsi
berlangsung lebih mudah bila ada kerusakan. Efek sistemis yang menyusul
kadang-kadang berbahaya, seperti dengan kortikosteroida
(kortison, betameson, dan lain-lain), terutama bila digunakan dengan cara occlusi, artinya ditutup dengan plastik.
Reseorpsi dapat diperbaiki pula dengan tambahan zat-zat keratolis dengan daya melarutkan lapisan tanduk kulit, misalnya
asam salisilat, urea dan resorsin 3% (Ansel,
1989).
Salep biasanya dikemas baik dalam botol atau dalam tube.
Botol dapat dibuat dari gelas tidak berwarna, warna hijau, amber atau biru atau
buram dan porselen putih. Botol plastik juga dapat digunakan. Wadah dari gelas
buram dan berwarna berguna untuk salep yang mengandung yang peka terhadap cahaya. Tube dibuat dari
kaleng atau plastik, beberapa diantaranya diberi tambahan kemasan dengan alat
bantu khusus bila salep akan digunakan untuk dipakai melalui rektum, mata,
vagina, telinga atau hidung (Anif, 1993).
D.RESEP/MONOGRAFI OBAT
D. Resep
1. Resep pada Jurnal
R/ Ungt. 2-4 20
s.u.e
Pro:Hartati
2. Resep yang Lengkap
Dr.dita
Jl lintas timur
Sip No 302/dum/2000
Tgl No
R/Salep 2-4 10
Champora 0,200
m.ds ungt
s.u.e
pro:zaenal
|
No
|
Singkatan
|
Bahasa Latin
|
Arti
|
1.
|
R/
|
Recipe
|
Ambillah
|
2.
|
Ungt.
|
Unguentum
|
Salep
|
3.
|
s.u.e
|
Signa usus externum
|
Tandai untuk pemakaian luar
|
Keterangan :
Salep 2-4
Salep asam salisilat belerang
Komposisi : Tiap 10 mg mengandung
Acidum
salicylum 200 mg
Sulfur 400 mg
Vaselin
album hingga 10g
Uraian Bahan Resep
a. Acid salicylic
N nama resmi : Acidum Salicylicum
Si nonim : Asam Salisilat
PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN
A.Perhitungan
bahan
a. Acidum Salicylum =
2/100 mg x 10 = 0,2 g
= 200 mg
b. Sulfur =
4/100 x 10 = 0,4 g = 400mg
c. Vaselin album =
10 g (0,2+0,4)
=
10 – 0,6
=9,6
B PPO
Champor =0,200 g
Acid salichyl=0,2 g
Sulfur=0,4 g
Vaselin=9,4 g
CARA KERJA OBAT
·
Timbang semua bahan
·
Masukan asam salisilat dan champora lalu teteskan ethanol
90 % kemudian masukan vaselin lalu gerus jingga homogeny
·
Lalu masukan sulfur dan
gerus sampai homogeny
·
Masukan kedalam pot salep
kemudian beri etiket warna biru
Khasiat Obat
· Asam salisilat sebagai keratolotikum,
anti fungi
· Sulfur sebagai antiskabies,anti bakteri
·
Vaselin sebagai bahan pembuatan
·
Champora sebagai anti iritasi
C.
Pembahasan
Salep merupakan sediaan setengah padat yang mudah
dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau
terdispend homogen dalam dasar salep yang cocok. Pemerian Tidak boleh berbau
tengik. Kadar kecuali dinyatakan lain dan untuk
salap yang mengandung obat keras atau obat narkotik , kadar bahan obat adalah
10 %. Dasar salap, kecuali dinyatakan sebagai bahan dasar digunakan Vaselin
putih Tergantung dari sifat bahan obat dan tujuan pemakaian, dapat dipilih
salah satu bahan dasar berikut: (a) dasar salep senyawa hidrokarbon Vasellin
putih, vaselin kuning atau campurannya dengan malam putih, dengan Malam kuning
atau senyawa hidrokarbon lain yang cocok; (b) dasar salep serap lemak bulu
domba : campuran 8 bagian kolesterol 3 bagian 3 bagian stearik alcohol 8 bagian
malam putih dan 8 bagian vaselin putih,
campuran 30 bagian Malam kuning dan 70 bagian Minyak Wijen; (c) dasar salep yang dapat dicuci dengan air. Emulsi minyak dan air; (d) dasar salep yang dapat larut dalam air Polietilenglikola atau campurannya. Homogenitas jika dioleskan pada sekeping kaa atau bahan transparan lain yang cocok.
campuran 30 bagian Malam kuning dan 70 bagian Minyak Wijen; (c) dasar salep yang dapat dicuci dengan air. Emulsi minyak dan air; (d) dasar salep yang dapat larut dalam air Polietilenglikola atau campurannya. Homogenitas jika dioleskan pada sekeping kaa atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen. Pada pembuatan salep kali ini, zat utamanya yaitu Asam Salisilat perlu dilarutkan terlebih dahulu dengan menggunakan etanol. Hal ini dilakukan karena Asam Salisilat memiliki bentuk hablur atau berbentuk seperti jarum-jarum, sehingga perlu dilarutkan terlebih dahulu untuk memperkecil partikelnya. Pada saat pembuatan salep, bahan-bahan yang telah dilebur di atas penangas air harus didinginkan dahulu sampai mencapai suhu kira-kira 50oC. Hal ini perlu agar suhu basis salep dengan zat aktif yang akan dicampurkan tidak terlalu jauh. Perbedaan suhu yang terlalu besar (terlalu panas) dikhawatirkan dapat merusak zat aktif dari salep yang akan dibuat. Selain itu, proses pendinginan juga dapat membuat massa basis salep yang tadinya encer menjadi lebih kental, sehingga proses pencampuran semua bahan nantinya tidak memakan waktu terlalu lama.
campuran 30 bagian Malam kuning dan 70 bagian Minyak Wijen; (c) dasar salep yang dapat dicuci dengan air. Emulsi minyak dan air; (d) dasar salep yang dapat larut dalam air Polietilenglikola atau campurannya. Homogenitas jika dioleskan pada sekeping kaa atau bahan transparan lain yang cocok.
campuran 30 bagian Malam kuning dan 70 bagian Minyak Wijen; (c) dasar salep yang dapat dicuci dengan air. Emulsi minyak dan air; (d) dasar salep yang dapat larut dalam air Polietilenglikola atau campurannya. Homogenitas jika dioleskan pada sekeping kaa atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen. Pada pembuatan salep kali ini, zat utamanya yaitu Asam Salisilat perlu dilarutkan terlebih dahulu dengan menggunakan etanol. Hal ini dilakukan karena Asam Salisilat memiliki bentuk hablur atau berbentuk seperti jarum-jarum, sehingga perlu dilarutkan terlebih dahulu untuk memperkecil partikelnya. Pada saat pembuatan salep, bahan-bahan yang telah dilebur di atas penangas air harus didinginkan dahulu sampai mencapai suhu kira-kira 50oC. Hal ini perlu agar suhu basis salep dengan zat aktif yang akan dicampurkan tidak terlalu jauh. Perbedaan suhu yang terlalu besar (terlalu panas) dikhawatirkan dapat merusak zat aktif dari salep yang akan dibuat. Selain itu, proses pendinginan juga dapat membuat massa basis salep yang tadinya encer menjadi lebih kental, sehingga proses pencampuran semua bahan nantinya tidak memakan waktu terlalu lama.
Pembuatan salep tidak memerlukan penambahan bahan
pengawet. Hal ini dikarenakan bahan-bahan yang ada di dalam salep tidak
mengandung air. Tetapi untuk berjaga-jaga, dapat pula ditambahkan bahan
pengawet yang cocok.
Resep standar salep 2-4, yakni: (a)
sulfur praecipetatum / belerang endap mempunyai sifat germisida, fungisida,
parasitisida dan juga mempunyai efek keratolitika. Hal yang perlu diperhatikan:
hindarkan kontak dengan mata, mulut dan mukosa; (b) asam salisilat. Mempunyai
sifat keratolitik, yang dapat melunakkan kulit sehingga dapat melunakkan kulit
sehingga dapat membantu penyerap obat lain dan fungsida yang lemah. Efek yang
tidak diinginkan; iritasi kulit; (c) kelarutan As. Salisilat ; larut dalam 550
bagian air dan dalam 4 bagian etanol; (d) kelarutan Sulfur Praecipetatum
praktis tidak larut dalam air,sanat sukar larut dalam etanol.
Agar tujuan pengobatan dapat
tercapai pembuatan salep harus mengikuti peraturan seperti yang tercantum pada
FI ed. II ada 4 peraturan dasar pembuatan salep, yaitu : (1) zat-zat yang dapat
larut dalam lemak, dilarutkan dulu kedalamnya. Bila perlu dengan pemanasan; (2)
zat- zat yang larut dalam air, jika tidak dinyatakan lain , dilarutkan dalam
air asalkan jumlah air dapat diserap oleh dasar salep.jumlah air yang dipakai
dikurangi dari basis salep; (3) zat – zat yang sukar larut atau sebagian
larut dalam air atau lemak, bila tidak dinyatakan lain dilarutkan
dengan etanol lalu diserbukkan, kemudian di ayak dengan pengayak no.44 / B. 40;
(4) salep yang dibuat dengan jalan mencairkan, campurannya harus digerus sampai
dingin. Pemeriannya : tidak boleh berbau tengik. Kadar : bila tidak dinyatakan
lain salep yang mengandung obat keras atau narkotik, kadar bahan obat adalah
10%. Homogenitas : Jika di oleskan pada sekeping kaca atau bahan
transparan lain yang cocok harus menunjukkan susunan yang homogen .
Kemasan pada sediaan salep ada
bermacam-macam bentuk. Salah satunya adalah pot salep, seperti yang dipakai
pada praktikum ini. Etiket yang digunakan pada sediaan ini adalah etiket biru,
sebab sediaan salep (unguents) ditujukan untuk pemakaian luar pada tubuh.
Uraian Baha
1.
Salep
24 (FN. Hal 13)
Nama resmi : ACIDI SALICYCILICI.
SULFURIS UNGUANTUM
Sinonim
: salep asam salisilat. Belerang. Salep 24.
Komposisi : tiap log
mengandumg
· Acidum
salicylicum 200 mg
· Sulfur 400
mg
· Vaseline
alba hingga 10 mg
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Dosis
: 3 sampai 4 kali sehari. Dioleskan
2. ACIDUM SALICYLICUM (FI. Edisi
III. Hal 56)
Nama resmi : ACIDUM SALICYLICUM
Sinonim
: asam salisilat
Rumus molekul: C7H6O3
Pemerian
: hablur ringan tidak berwarna atau serbuk warna
putih
hampir tidak berbau, rasa agak manis dan tajam.
Kelarutan
: larut dalam 550 bagian air, dan dalam 4 bagian
etanol (95%)p, mudah larut dalam klorofom p, dan
dalam eter p, larut dalam larutan ammonium asetat p, dinatrium hydrogen fosfat
p, kalium sitrat dan natrium sitrat.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup
baik.
K/p
: keratolikum yaitu obat yang digunakan pada kulit atau keratin atau
epitel tanduk, menimbulkan dehidrasi atau pelunakan. Mengembang dan dekswamasi
dari lapisan tanduk dan epidermis. Antijamur, yaitu obat yang digunakan
untuk membunuh atau menghilangkan jamur.
3. SULFUR (FI. Edisi III. Hal.
591)
Nama resmi : SULFUR
PRAEPITATUM
Sinonim
: belerang endap
Pemerian
: serbuk lembek, bebas butiran, kuning pucat, atau kuniong kehijauan pucat.
Kelarutan : praktis
tidak larut dalam air, sangat mudah larut karbon disulfide p, sukar larut dalam
minyak zaitun p, sangat sukar larut dalam etanol (95%) p.
Penyimpanan : dalam
wadah tertutup baik.
k/p
: antiskabies yaitu digunakan untuk mengobati penyakit scabies.
4. VASELINUM ALBA (FI.
Edisi III. Hal. 633)
Nama
resmi
:VASELINUM ALBUM
Sinonim
: vaselin
putih
Pemerian
: masa lunak, lengket, bening, putih, sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga
dingin tanpa diaduk.
Kelarutan
: praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol 95% P. larut dalam klorofom P.
dalam eter P. dalam eter minyak tanah p. larutan kadang-kadang berpotensi
lemak.
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup baik
Penggunaan
: zat tambahan (penambah volume sediaan)
PENUTUP
DAFTAR
PUSTAKA
Ilmu resep.jurnal praktik farmasi smk bhinus,(FI.
Edisi III. Hal. 633.Anonim. 1979. Farmakope Indonesia
Edisi III. Departemen Keesehatan Republik Indonesia
Anief, Moh. 2000. Ilmu Meracik Obat ; Teori dan Praktik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar